Lesson 1
Politik cantas mencantas membawa bahagia.
Lesson 2
Senario tak boleh lihat orang lain senang adalah norm sejak sebelum Parameswara sampai ke Melaka 1409.
Lesson 3
Balaci memang tak seronok ada orang lain ditanggapi akan membubuh pasir dalam periuk nasi balaci.
Singapura Dilanggar Todak
Text Box: A-85 ALKISAH diceriterakan orang yang empunya ceritera - alamat akan binasa negeri Singapura. Maka ada seorang Hamba Allah, orang Pasai, turun dari atas angin ke Pasai tiga bersahabat, Tuan Jana Khatib namanya; memahirkan ilmu khayal lillah lagi tamam dua belas alam. Oleh itu pergi dua bersahabat ke singapura, seorang pergi ke Samarlanga, itulah yang disebut orang tuan di Samarlanga, yang seorang tuan itu di Bunguran. Maka suatu hari Tuan Jana Khatib berjalan di Pekan Singapura bertudung; maka ia lalu Hampir pagar istana raja. Maka dipandangnya di pintu peranginan raja itu, ada seorang perempuan dilindung oleh pohon pinang gading; oleh Tuan Jana Khatib ditiliknya pohon pinang itu belah dua.
Text Box: B-72 Setelah dilihat oleh Paduka Seri Maharaja perihal itu maka baginda pun terlalu murka; titah baginda, "Lihatlah kelakuan Tuan Jana Khatib, diketahuinya isteri kita ada di pintu maka ia menunjukkan ilmunya. "Maka disuruh baginda bunuh; Tuan Jana Khatib pun dibawa orang akan dibunuh, Hampir ujung negeri tempat orang membuat bikang; di sanalah ia ditikam orang. Maka titik darahnya setitik, badannya pun ghaiblah. Orang yang membunuh itu pun kembalilah, dipersembahkannya kepada raja. Maka oleh perempuan yang membuat bikang itu, darah Tuan Jana Khatib yang titik itu ditutupnya dengan tudung bikangnya. Dengan berkat darah wali Allah, perempuan itu pun menjadi kayalah dari harga bikangnya; tutup bikang pun menjadi batu. ada sekarang di Singapura. Ada
67
diceriterakan orang, badan Tuan Jana Khatib itu terhantar di Lengkawi, ditanamkan orang di sana. Inilah dibuat orang pantun:
Telur itik dari Singgora,
Pandan tersandar di batang tui;
Darahnya titik di Singapura,
Badan terhantar di Lengkawi.
Text Box: A-86 Hatta tiada berapa lama antaranya, maka datanglah todak menyerang Singapura, berlorupatan lalu ke parit. Maka segala orang yang di pantai itu banyak mati dilorupati todak itu; barang yang kena terus-menerus olehnya. Maka tiadalah dapat orang berdiri di pantai itu lagi. Maka geruparlah orang berlari-larian ke sana ke mari, semuanya mengatakan, "Todak datang menyerang kita; banyaklah sudah mati ditikamnya." Maka paduka Seri Maharaja pun segera naik gajah, lalu baginda keluar diiringkan segala menteri hulubalang sida-sida bentara sekalian. Setelah datang ke pantai, maka baginda pun hairanlah melihat perihal todak itu, barang yang kena dilorupatinya sama sekali matilah. Maka terlalulah banyak orang yang mati ditikam todak itu. Maka baginda pun menitahkan orang berkotakan betis, maka dilorupati oleh todak itu, terus berkancing ke sebelah. Adapun todak itu seperti hujan, usahkan kurang, makin banyak orang mati.
Text Box: B-73Syahadan pada antara itu, datanglah seorang budak berkata, "Apa kerja kita berkotakan betis ini? Mendayakan diri kita. Jika berkotakan batang pisang alangkah baiknya?" Setelah didengar Paduka Seri Maharaja kata budak itu, maka titah baginda, "Benar seperti kata budak itu," maka dikerahkan baginda rakyat mengambil batang pisang diperbuat kota, Maka dikerjakan oranglah berkotakan batang pisang. Maka segala todak yang melorupat itu lekatlah jongomya, tercacak kepada batang pisang itu; dibunuh oranglah bertimbun-timbun di pantai itu, hingga tiadalah termakan lagi oleh segala rakyat. Maka todak itu pun tiadalah melorupat lagi. Pada suatu ceritera pada masa todak itu melompat, datang ke atas gajah Paduka Seri Maharaja, kena baju baginda; maka diperbuat orang seloka:
Carek baju dilompati todak,
Baharu menurut kata budak.
68
Setelah itu maka Paduka Seri Maharaja pun kembalilah ke istana baginda. Maka sembah Orang Besar-besar, "Tuanku, akan budak itu terlalu sekali besar akalnya. Sedang ia lagi budak sekian ada akalnya,jikalau sudah ia besar betapa lagi? Baiklah ia kita bunuh, tuanku." Maka titah raja, "Benarlah bagai kata tuan Hamba sekalian itu, bunuhlah ia!" Maka adalah budak itu, tatkala ia akan dibunuh, maka ia menanggungkan haknya atas negeri itu; lalu ia pun dibunuh oranglah.
Text Box: A-87
Hatta, setelah berapa lamanya baginda di atas kerajaan, maka baginda pun mangkatlah. Anakanda baginda Raja Iskandar Syah menggantikan kerajaan ayahanda baginda, beristerikan anak Tun Perpatih Tulus, beranak seorang lelaki bernama Raja Ahmad, timang-timangannya Raja Besar Muda, terlalu baik rupa dan slkapnya, tiada berbagai pada zaman itu. Setelah baginda besar, maka oleh ayahanda baginda didudukkan dengan anak Raja Sulaiman Syah, raja Kota Mahligai, bernama Tuan Puteri Kamaru'l Ajaib, terlalu baik parasnya, tiada sebagainya pada zaman itu.
-
No comments:
Post a Comment
I appreciate your visits and comments here.